Masih ingat dengan post ane yang mengulas tentang 1. Ing ngarsa sung tulada (di depan, seorang pendidik harus memberi teladan atau contoh tindakan yang baik) 2. Ing madya mangun karsa (di tengah atau di antara murid, guru harus menciptakan prakarsa dan ide) 3. Tut wuri handayani (dari belakang seorang guru harus bisa memberikan dorongan dan arahan) Oke, kemarin sudah ane bahas yang poin satu ya. Sekarang kita lanjut poin 2 ya. Kali ini kita akan to the point bahwa kenapa ane membahas 3 semboyan ini? |
Masih ingat dengan post ane yang mengulas tentang 1. Ing ngarsa sung tulada (di depan, seorang pendidik harus memberi teladan atau contoh tindakan yang baik) 2. Ing madya mangun karsa (di tengah atau di antara murid, guru harus menciptakan prakarsa dan ide) 3. Tut wuri handayani (dari belakang seorang guru harus bisa memberikan dorongan dan arahan) Oke, kemarin sudah ane bahas yang poin satu ya. Sekarang kita lanjut poin 2 ya. Kali ini kita akan to the point bahwa kenapa ane membahas 3 semboyan ini? Maksud hati adalah menghubungkannya dengan sikap-sikap kepemimpinan. Terbatas pemimpin itu apa, atau kepemimpinan itu apa, ane kira agan-agan udah tau. Dan kita tahu kan kalau setiap dari kita adalah pemimpin? :) Dengan kata lain, kita semua bertanggung jawab atas semua hal yang terjadi di dunia ini. Oke kembali ke semboyan. Ing madya mangun karsa (di tengah atau di antara murid, guru harus menciptakan prakarsa dan ide). Sudah jelas, bahwa kita sebagai orang yang lebih tau dan sadar akan keadaan sekitar, kita seharusnya memiliki tugas untuk menciptakan sebuah ide untuk perubahan. Saya ingin sarankan kepada agan-agan untuk memperluas pandangan tentang “keadaan sekitar”. Bukan hanya masalah lingkungan, sampah, sosial, anak jalanan, kelaparan dll, tapi lebih luas lagi, paling minimal lihat keadaan teman-teman sekitar kita. Saya teringat dengan “Hidup itu adalah masalah”. Jadi apa lagi yang mau agan-agan bingungkan? Sudah jelas kan, semua orang pasti punya masalah. Dan agan-agan juga musti ingat, Tuhan memberikan kemudahan bukannya hanya 1 jalan langsung kepada kita, tapi juga bisa melalui orang lain disekitar kita. Nah kita juga musti sadar diri dong, bahwa solusi masalah orang lain bisa saja sudah Tuhan titipkan sama kita? Ya kan? Bisa saja, lha kalau tidak kita sampaikan, kasihan kan temen kita, terlebih lagi kalau kita tahu teman kita punya masalah, eh kita malah menghindar, bisa nambahin catatan dosa gan (naudzubillah Ya Allah, Astaghfirullah jangan sampe deh). Jadi sudah bisa disimpulkan kan dari pernyataan ane yang diatas? Perlu dijelaskan lagi? Oke deh, jadi kita mungkin tidak tahu bahwa Tuhan kadang menitipkan sesuatu yang seharusnya milik orang lain kepada kita, terbatas apapun itu. Dan kadang sesuatu yang milik kita bisa juga dititipkan kepada orang lain. Termasuk salah satunya adalah cinta (#aseekkk :D). Jadi jangan sungkan untuk memberikan tawaran bantuan kepada orang lain, jangan sungkan untuk mengeluarkan ide-ide. Lebih tinggi lagi ketika kita sudah bisa menjadi pemimpin yang lebih, jangan pernah lelah untuk membuat orang lain bisa menggali ide. Menjadi inspirasi bagi orang lain. Klop sudah, menjadi teladan kemudian menjadi inspirasi, sehingga bisa menginspirasi orang lain untuk menemukan ide-ide baru dalam mengarungi kehidupannya. Kita lanjut lagi ke semboyan terakhir ya. Tut wuri handayani (dari belakang seorang guru harus bisa memberikan dorongan dan arahan). Nah, karena kita sudah menjadi teladan, sudah memberikan ide atau solusi atau apapunlah ke orang lain atau membuat orang lain menemukan ide, trus kita masih punya kewajiban lagi, yaitu mengarahkan. Jangan lepas tanggung jawab dong. Namanya memimpin dan membina itu musti berkelanjutan. Tak lupa juga memberikan dorongan kepada siapa yang kita bimbing atau tolong untuk selalu semangat dalam menjalaninya. Dan ketika dia mulai kehilangan arah, jangan lupa untuk mengarahkan lagi. Ya memang begitulah, gampang-gampang susah. Tapi ya meman itulah hakekat kita sebagai manusia yang notabene adalah seorang pemimpin. So, mari kita resapi 3 semboyan dari Ki Hajar Dewantara lagi. Simpelnya, 3 semboyan itu bukan hanya untuk Guru atau Dosen saja, tapi juga untuk kita semua. Terutama kita para pemuda generasi penerus bangsa. Calon pemimpin dunia!! Majulah Pemuda Kobarkan semangat membara Bakar tunas-tunas muda sampai membara Hingga nyalanya menyilaukan matahari yang semakin redup |